EKONOMI
PEMBANGUNAN
TUGAS 6
Adelfina
1115151023
PROGRAM EKSTENSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2013
1. Peranan sector
pertanian dalam pembangunan ekonomi
Peranan sektor pertanian dalam pembangunan ekonomi sangat
penting karena sebagian besar anggota masyarakat di negara-negara miskin
menggantungkan hidupnya pada sektor tersebut. Para petani di negara-negara
sedang berkembang tidak hanya berproduksi untuk kebutuhan mereka saja, mereka juga berproduksi untuk memenuhi kebutuhan perkotaan. Jika pangsa (share) penduduk
perkotaan terhadap penduduk keseluruhan meningkat, maka produktivitas para
petani pun harus meningkat. Sektor pertanian juga dapat merupakan sumber modal yang utama bagi
pertumbuhan ekonomi yang modern. Modal berasal dari tabungan yang diinvestasikan dan tabungan berasal dari
pendapatan. Di negara-negara yang paling miskin, pangsa pendapatan pertanian
terhadap produk nasional mencapai 50 persen. Berarti separuh atau lebih dari
produk nasional disumbangkan oleh sektor non-pertanian, terutama industri dan
perdagangan (jasa-jasa), dan sektor-sektor ini merupakan penyumbang penting
bagi tabungan yang akhirnya digunakan untuk investasi.
2. Tahap-tahap
pembangunan pertanian
Ada 3 fase perkembangan pembangunan pertanian. Fase
pertama adalah pertanian tradisional yang produktivitasnya rendah. Fase kedua
dalah fase penganekaragaman produk pertanian sudah mulai terjadi di mana produk
pertanian sudah ada yang dijual ke sektor komersial, tetapi pemakaian modal dan
teknologi masih rendah. Fase ketiga adalah fase yang menggambarkan pertanian
yang modern yang produktivitasnya sangat tinggi yang disebabkan oleh pemakaian
modal dan teknologi yang tinggi pula. Pada fase ini produk pertanian seluruhnya
ditujukan untuk melayani keperluan pasar komersial. Modernisasi pertanian dari
fase tradisional (subsisten) menuju pertanian modern membutuhkan banyak upaya lain selain
pengaturan kembali struktur ekonomi pertanian atau penerapan teknologi
pertanian yang baru. Kita telah mengetahui bahwa dalam hampir bagi semua
masyarakat tradisional, pertanian bukanlah hanya sekedar kegiatan ekonomi saja,
tetapi sudah merupakan bagian dari cara hidup mereka. Setiap pemerintah yang
berusaha mentransformasi pertanian tradisional haruslah menyadari bahwa
pemahaman akan perubahan-perubahan yang
mempengaruhi seluruh struktur sosial, politik dan kelembagaan masyarakat
pedesaan adalah sangat penting. Tanpa adanya perubahan-perubahan seperti itu,
pembangunan pertanian tidak akan pernah bisa berhasil seperti yang diharapkan.
Tahap-tahap pembangunan pertanian
adalah :
a. Pertanian Tradisional (Subsisten).
Dalam pertanian tradisional, produksi pertanian dan
konsumsi sama banyaknya dan hanya satu atau dua macam tanaman saja yang
merupakan sumber pokok bahan makanan. Produksi dan produkivitas rendah karena hanya menggunakan peralatan yang
sangat sederhana. Penggunaan modal sangat sedikit sekali, sedangkan tanah dan
tenaga kerja manusia merupakan factor produksi yang dominan. Dalam keadaan yang
demikian, kekuatan motivasi utama dalam kehidupan para petani ini barangkali
bukanlah meningkatkan penghasilan tetapi berusaha untuk bisa mempertahankan
kehidupan keluarganya.
b. Pertanian Tradisional Menuju
Pertanian Modern.
Mungkin merupakan suatu tindakan yang
kurang realistis jika mentransformasikan secara cepat suatu system pertanian
yang tradisional ke dalam system pertanian yang modern (komersial). Upaya untuk
mengenalkan tanaman perdagangan dalam pertanian tradisional sering mengalami
kegagalan dalam membantu petani untuk meningkatkan tingkat kehidupannya. Oleh
karena itu, penganekaragaman merupakan suatu langkah pertama yang cukup logis
dalam masa transisi dari pertanian tradisional (subsiten) ke pertanian modern
(komersial). Pada fase ini tanaman pokok tidak mendominasi produk pertanian
lagi. Diversifikasi produk pertanian juga bisa memperkecil dampak kegagalan
panen tanaman pokok dan memberikan jaminan kepastian pendapatan yang sebelumnya
tidak pernah ada. Keberhasilan atau kegagalan usaha-usaha untuk menstraformasikan
pertanian tradisional tidak hanya tergantung pada ketrampilan dan kemapuan para
petani dalam meningkatkan produktivitasnya, tetapijugatergantung pada
kondisi-kondisi social, komersial dan kelembagaan.
c. Pertanian modern
Pertanian modern atau dikenal juga dengan istilah
pertanian spesialisasi menggambarkan tingkat pertanian yang paling maju.
Pertanian spesialisasi ini berkembang sebagai respon terhadap dan sejalan
dengan pembangunan yang menyeluruh di bidang-bidang lain dalam ekonomi nasional.
Dalam pertanian modern (spesialisasi), pengadaan pangan untuk kebutuhan sendiri
dan jumlah surplus yang bisa dijual, bukan lagi merupakan tujuan pokok.
Keuntungan (profit) komersial murni merupakan ukuran keberhasilan dan hasil maksimum per hektar dari hasil upaya manusia
(irigasi, pupuk, pestisida, bibit unggul dan lain-lain) dan sumber daya alam
merupakan tujuan kegiatan pertanian. Dengan kata lain, produksi diarahkan untuk keperluan pasar.
3. Strategi modermisasi
pertanian
a. Perubahan Teknologi dan Inovasi.
Pada sebagian besar negara-negara sedang berkembang,
teknologi baru di bidang pertanian dan inovasi-inovasi dalam kegiatan pertanian
merupakan prasyarat bagi upaya-upaya dalam peningkatan output dan produkivitas.
b. Perbaikan Pola Pemilikan Tanah (Land Reform).
Dari segi kemanusiaan, keterkaitan
petani kecil terhadap tanahnya sangat mendalam. Apabila petani kehilangan
tanahnya atau ia jatuh miskin karena dicekik utang yang menumpuk, maka bukan
hanya keadaan lahariah saja yang ruda, tetapi juga rasa kepercayaan pada diri
sendiri dan semangat untuk berusaha memperbaiki dirinya dan keluarga bisa
hancur. Dari segi peningkatan hasil pertanian, perbaikan pola pemilikan tanah
sering kali dianggap sebagai kondisi awal yang diperlukan untuk pembangunan
pertanian di berbagai neegara sedang berkembang. Pada sebagian besar negara
sedang berkembang, struktur pemilikan tanah yang sangat tidak seimbang sehingga
menyebabkan ketidakseimbangan dalam pemerataan penghasilan dan kekayaan bagi
rakyat perdesaan. Apabila pembagian tanah sangat ytimpang, maka sedikit sekali
harapan bagi petani kecil di pedesaan untuk apat mengembangkan perekonomiannya.
c. Kebijaksanaan-kebijaksanaan Penunjang.
Seluruh keuntungan dari pembangunan usaha tani kecil tidak
akan bisa dicapai jika Pemerintah tidak menciptakan kebijaksanaan atau system
kelembagaan yang menunjang,misalnya berupa insentif yang diperlukan, kesempatan
berusaha dalam kegiatan ekonomi, dan kemudahan untuk memperoleh input yang
diperlukan yang memungkinkan para petani kecil bisa meningkatkan output mereka
dan sekaligus meningkatkan produktivitas mereka.
d. Tujuan Pembangunan Terpadu.
Pembangunan perdesaan terutama sekali
masih tergantung pada kemajuan usaha tani dari para petani kecil. Kemajuan itu
meliputi : (a) perbaikan taraf hidup termasuk pendapatan, pendidikan, kesehatan
atau nutrisi, perumahan dan hal-hal lain yang berhubungandengan jaminan-jaminan
social. (b) mengurangi ketimpangan pemerataan pendapatan di pedesaan dari
ketimpangan pendapatan antara pedesaan dan perkotaan serta kesempatan-kesempatan
berusaha, dan (c) perbaikan kapasitas sektor perdesaan dari waktu kewaktu.
4. Syarat-syarat
pembangunan pertanian
Menurut Mosher ada 5 syarat yang tidak boleh tidak
harus ada ( syarat mutlak ) untuk adanya pembangunan pertanian. Kalau satu saja diantara
syarat-syarat tersebut tidak ada, maka terhentilah pembangunan pertanian,
pertanian bisa berjalan tetapi statis.
Syarat-syarat mutlak itu menurut Mosher adalah :
a. Adanya pasar untuk hasil-hasil usaha tani.
Pembangunan pertanian akan meningkatkan
produksi hasil-hasil usaha tani. Hasil-hasil ini tentunya akan dipasarkan dan
dijual dengan harga yang cukup tinggi untuk menutupi biaya-biaya dan tenaga
yang telah dikeluarkan para petani sewaktu memproduksinya. Di dalam memasarkan
hasil-hasil produk pertanian ini diperlukan adanya permintaan ( demand) akan
hasil-hasil pertanian tersebut, sistem pemasaran, dan kepercayaan para petani
pada sistem pemasaran tersebut.
b. Teknologi yang senantiasa berkembang.
Teknologi pertanian berarti cara-cara
bertani. Di dalamnya termasuk cara-cara bagaimana para petani menyebarkan
benih, memelihara tanaman, dan memungut hasil serta memelihara ternak. Termasuk
pula di dalamnya benih, pupuk, obat-obatan, alat-alat dan sumber-sumber tenaga.
Tersedianya
bahan-bahan dan alat-alat produksi secara lokal. Pembangunan pertanian memerlukan
kesemua factor di atas dan tersedia di berbagai tempat dalam jumlah yang cukup
banyak untuk memenuhi keperluan tiap petani yang mungkin mau menggunakannya.
c. Adanya perangsang produksi bagi
petani.
Faktor perangsang utama yang membuat
petani bergairah untuk meningkatkan produksinya adalah yang bersifat ekonomis.
Faktor tersebut antara lain adalah harga hasil produksi pertanian yang
menguntungkan, pembagian hasil yang wajar, serta tersedianya barang-barang dan
jasa yang ingin dibeli oleh para petani untuk keluarganya.
d. Tersedianya pengangkutan yang lancar dan kontinyu.
Tanpa pengangkutan yang efisien dan murah, keempat syarat
mutlak lainnya tidak dapat berjalan secara efektif, karena produksi pertanian
harus tersebar luas. Oleh karena itu diperlukan suatu jaringan pengangkutan
yang bercabang luas untuk membawa bahan-bahan perlengkapan produksi ke tiap
usaha tani dan membawa hasil usaha tani ke konsumen di kota-kota besar dan
kecil. Disamping ke lima syarat mutlak itu,
menurut Mosher ada lima syarat lagi yang adanya tidak mutlak tetapi
kalau ada (atau dapat diadakan) benar-benar akan sangat memperlancar
pembangunan pertanian.
Daftar Pustaka
n
Arsyad, Lincolin. 1993. Ekonomi Pembangunan.
Yogyakarta. Penerbit Sekolah Tinggi
Ilmu Ekonomi – YKPN.
n Sukirno,
Sadono. 1995. Ekonomi pembangunan. Jakarta .
Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
please share :)
thank you...